
BPP Sumobito. Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tanaman atau tumbuhan dan bahan organik lainnya yang berkhasiat mengendalikan serangan hama pada tanaman.
Pestisida ini tidak meninggalkan residu yang berbahaya pada tanaman maupun lingkungan serta dapat di buat dengan mudah menggunakan bahan yang murah dan peralatan yang sederhana.
Uraian diatas sudah tidak asing ditelinga kita.
Akan tetapi Pelatihan ini lebih dari sekedar membuat pestisida. Berinovasi yang berimplikasi itulah harapan dari salah satu pemateri yaitu Ir. Arif Wibowo pada saat menyampaikan materi “Membangun Generasi Petani Milenial” pada Rabu, 11 Nopember 2020 kemarin.
Nara sumber lainnya Wijiono memberikan materi pembuatan Pesnab Nabati dari bahan Jahe, Bawang, Daun Mimba dan Cabai. Dengan cara fermentasi sederhana dipraktekkan sekalian di depan para peserta. Antusias peserta sangat terlihat pada setiap sesi pemateri.
Bawang putih, Cabai dan Jahe dikenal bagus untuk pengusir, pestisida dan insektisida. Sedangkan daun mimba sebagai pengusir, Insektisida, Bakerisida, Fungisida dan Menghambat Nafsu Makan.
Diantara banyaknya jenis hama penghisap adalah wereng batang coklat, walang sangit, hama jenis kutu dan hama tungau bisa dikendalikan dengan pesnab.
Membuat pestisida nabati dari bahan tersebut terbilang sederhana dan bahan yang dipakaipun cenderung ada disekitar kita.

Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan aktifnya berasal dari tanaman atau tumbuhan dan bahan organik lainnya yang berkhasiat mengendalikan serangan hama dan penyakit pada tanaman.
Keuntungan yang didapat dari penggunaan pestisida nabati antara lain :
- Mempunyai cara kerja unik yaitu tidak meracuni (non toksik).
- Mudah terurai di alam sehingga tidak mencemari lingkungan secara relatif aman bagi manusia dan hewan peliharaan karena residunya mudah hilang.
- Penggunaan dalam jumlah (dosis) kecil / rendah.
- Mudah diperoleh di alam.
- Cara pembuatan relatif mudah dan secara sosial ekonomi penggunaannya menguntungkan bagi petani kecil di negara berkembang.
Di samping itu, pestisida nabati juga memiliki beberapa kelemahan, yaitu:
- Daya kerja pestisida nabati lebih lambat, tidak bisa terlihat dalam jangka waktu yang cepat.
- Pada umumnya tidak membunuh langsung hama sasaran, akan tetapi hanya bersifat mengusir dan menyebabkan hama menjadi tidak berminat mendekati tanaman budidaya.
- Mudah rusak dan tidak tahan terhadap sinar matahari.
- Daya simpan relatif pendek, artinya pestisida nabati harus segera digunakan setelah proses produksi. Hal ini menjadi hambatan tersendiri bagi petani untuk mendapatkan pestisida nabati instan ataupun untuk memproduksi pestisida nabati untuk tujuan komersil.
- Perlu dilakukan penyemprotan yang berulang-ulang. Hal ini dari sisi ekonomi tentu saja tidak efektif dan efisien.

Dalam mengendalikan hama dan penyakit tanaman, pestisida nabati menjalankan prinsip kerja yang unik dan spesifik. Prinsip kerja pestisida nabati ada tiga yaitu menghambat, merusak dan menolak. Hal ini akan tampak pada cara kerja pestisida nabati dalam melindungi tanaman dari gangguan hama dan penyakit.
Cara kerja pengendaliannya bisa melalui perpaduan beberapa cara ataupun cara tunggal. Berikut adalah beberapa mekanisme kerja pestisida nabati dalam melindungi tanaman dari organisme pengganggu:
- Menghambat proses reproduksi serangga hama, khususnya serangga betina.
- Mengurangi nafsu makan.
- Menolak makan
- Merusak perkembangan telur, larva dan pupa, sehingga perkembangbiakan serangga hama dapat dihambat.
- Menghambat pergantian kulit
Banyak pertanyaan seputar bahan aktif dan kegunaan masing-masing bahan pesnab. Acara yang berlangsung selama kurang lebih 4 jam tidak membuat lelah peserta karena sangat menarik, dan juga motivasi dari nara sumber membuat peserta bersemangat. (Nizarul Fauzi, PPL Kec. Sumobito)
#Sumobitobangkit

